Profil Desa Kramat
Ketahui informasi secara rinci Desa Kramat mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kramat, Kecamatan Kembaran, Banyumas. Mengupas sejarah nama "Kramat", potensi pertanian di tepi Sungai Banjaran, UMKM, serta data demografi, pemerintahan, dan kehidupan sosial masyarakatnya.
-
Identitas Spiritual yang Kuat
Nama desa berasal dari keberadaan makam tokoh penyebar agama yang dikeramatkan, memberikan desa ini karakter yang religius dan kaya akan sejarah spiritual.
-
Ketergantungan pada Sungai Banjaran
Kehidupan agraris dan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh Sungai Banjaran yang menjadi sumber irigasi utama sekaligus menumbuhkan solidaritas warga dalam mitigasi risiko banjir.
-
Kepadatan Penduduk Tinggi
Merupakan salah satu desa terpadat di Kecamatan Kembaran, menunjukkan bahwa wilayah ini adalah pusat pemukiman yang diminati dengan dinamika sosial yang tinggi.

Menyandang nama yang sarat akan nuansa historis dan spiritual, Desa Kramat di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, berdiri sebagai sebuah wilayah yang unik dengan perpaduan antara warisan masa lalu dan geliat kehidupan masa kini. Dikenal karena sejarahnya yang berkelindan dengan tokoh-tokoh penyebar agama dan dibelah oleh aliran Sungai Banjaran yang vital, desa ini membangun identitasnya di atas fondasi agrikultur yang kuat, semangat kewirausahaan warganya dan nilai-nilai sosial yang terawat. Lebih dari sekadar pemukiman, Kramat adalah cerminan dari sebuah desa yang menghormati jejak leluhur seraya terus bergerak maju.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Kramat terletak di bagian tengah Kecamatan Kembaran, menempati posisi strategis yang dilalui oleh jalur transportasi vital dan aliran sungai. Wilayah desa ini terbentang seluas 1,28 km² (128 hektar), menjadikannya salah satu desa dengan luas wilayah yang lebih kecil di kecamatan tersebut. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk dan pertanian, terutama sawah dan kebun yang subur berkat aliran Sungai Banjaran.
Berdasarkan data dari publikasi "Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2022" oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, jumlah penduduk Desa Kramat pada tahun 2021 tercatat sebanyak 5.614 jiwa. Populasi ini terdiri dari 2.825 penduduk laki-laki dan 2.789 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduk Desa Kramat tergolong sangat tinggi, mencapai 4.386 jiwa per km². Tingginya kepadatan ini menunjukkan bahwa Kramat merupakan salah satu pusat pemukiman yang diminati di Kecamatan Kembaran.
Secara administratif, Desa Kramat terbagi ke dalam 3 Dusun, 5 Rukun Warga (RW) dan 33 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi kerangka dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Adapun batas-batas wilayah Desa Kramat meliputi:
- Sebelah UtaraDesa Kembaran
- Sebelah BaratDesa Linggasari
- Sebelah SelatanDesa Pliken
- Sebelah TimurDesa Bojongsari
Untuk segala keperluan administrasi dan korepondensi, Desa Kramat menggunakan kode pos 53182.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Pemerintahan Desa Kramat saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bertugas mengarahkan pembangunan dan mengelola aspirasi masyarakat. Fokus utama pemerintah desa adalah pada peningkatan kualitas hidup warga melalui pembangunan infrastruktur dasar, pemberdayaan ekonomi lokal, dan pemeliharaan ketertiban sosial. Program-program yang dijalankan seringkali berpusat pada perbaikan sarana dan prasarana publik seperti jalan lingkungan, talud penahan longsor di sepanjang bantaran sungai, serta fasilitas umum lainnya.
Pemerintah desa juga aktif dalam mendukung kegiatan kemasyarakatan, baik yang bersifat keagamaan maupun sosial. Kolaborasi dengan lembaga-lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), dan organisasi kepemudaan menjadi kunci dalam menyukseskan setiap program. Dengan semangat gotong royong yang masih kuat, pemerintah dan masyarakat Desa Kramat bahu-membahu dalam menjaga lingkungan dan mendorong kemajuan bersama.
Potensi Ekonomi: Pertanian Tepi Sungai dan Semangat UMKM
Perekonomian Desa Kramat digerakkan oleh kombinasi sektor pertanian yang memanfaatkan kesuburan tanah di sepanjang aliran sungai dan geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dijalankan oleh warganya.
Pertanian: Berkah dari Aliran Sungai Banjaran
Sungai Banjaran yang membelah wilayah Desa Kramat menjadi urat nadi utama bagi sektor pertanian. Aliran sungai ini tidak hanya menyediakan sumber air yang melimpah untuk irigasi sawah, tetapi juga menyuburkan tanah di sekitarnya. Para petani di Desa Kramat mayoritas menanam padi sebagai komoditas utama. Selain itu, lahan pekarangan dan kebun juga dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis sayuran, buah-buahan, dan palawija yang hasilnya dijual ke pasar lokal untuk menambah pendapatan keluarga. Pertanian di Kramat, meskipun tidak seluas desa-desa tetangga, memiliki peran krusial dalam menopang ketahanan pangan dan perekonomian warga.
UMKM: Motor Ekonomi Keluarga
Di samping pertanian, semangat kewirausahaan warga Desa Kramat tecermin dari banyaknya UMKM yang beroperasi di desa ini. Usaha-usaha ini bervariasi, mulai dari industri makanan dan minuman rumahan, warung kelontong, jasa penatu (laundry), hingga bengkel dan usaha kerajinan skala kecil. Keberadaan UMKM ini sangat vital karena menjadi motor penggerak ekonomi keluarga, menciptakan lapangan kerja mandiri, dan membuat perputaran uang di tingkat desa menjadi lebih dinamis. Pemerintah desa terus berupaya memberikan dukungan berupa pembinaan dan kemudahan akses permodalan agar UMKM lokal dapat berkembang dan naik kelas.
Sejarah Desa: Kisah Spiritual di Balik Nama "Kramat"
Keunikan utama dari Desa Kramat terletak pada namanya yang memiliki makna mendalam dan berakar dari sejarah spiritual di masa lalu. Nama "Kramat" dalam konteks budaya Jawa dan Islam di Indonesia merujuk pada tempat, benda, atau makam tokoh yang dianggap suci, memiliki kekuatan gaib, atau memiliki keistimewaan spiritual karena jasa dan karomahnya.
Menurut cerita tutur yang diwariskan dari generasi ke generasi, nama Desa Kramat tidak terlepas dari keberadaan sebuah makam kuno yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat. Makam tersebut diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang tokoh penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Sosok ini dikenal sebagai pribadi yang alim, bijaksana, dan memiliki karomah (kelebihan), sehingga setelah wafat pun makamnya menjadi "keramat" atau tempat yang dimuliakan.
Makam keramat ini, yang hingga kini masih terawat dan sering diziarahi oleh warga, menjadi penanda historis sekaligus ikon spiritual bagi desa. Keberadaannya memberikan identitas yang kuat dan membedakan Desa Kramat dari wilayah lain. Nama desa ini secara langsung diadopsi dari keberadaan petilasan suci tersebut, sebagai bentuk penghormatan abadi terhadap sang tokoh dan warisan spiritual yang ditinggalkannya. Sejarah ini membentuk karakter masyarakat Desa Kramat yang cenderung religius dan sangat menghargai jejak para leluhurnya.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kramat sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: nilai-nilai religius yang berakar dari sejarahnya dan lingkungan fisik yang dibentuk oleh Sungai Banjaran. Suasana keagamaan terasa kental dalam aktivitas sehari-hari, dengan masjid dan mushala yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan syiar Islam.
Sungai Banjaran, di sisi lain, juga membentuk interaksi sosial tersendiri. Meskipun menjadi sumber berkah bagi pertanian, pada musim penghujan sungai ini juga berpotensi menimbulkan banjir atau erosi. Kondisi ini menumbuhkan semangat solidaritas dan gotong royong yang tinggi di antara warga, terutama mereka yang tinggal di bantaran sungai. Kegiatan kerja bakti untuk membersihkan sungai atau memperkuat tanggul menjadi pemandangan yang lazim, merefleksikan kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan bersama.
Mengalir Bersama Zaman, Mengakar pada Sejarah
Desa Kramat adalah sebuah potret desa yang hidup dalam harmoni antara masa lalu dan masa kini. Nama "Kramat" bukan sekadar label administratif, melainkan sebuah penanda sejarah spiritual yang membentuk karakter dan pandangan hidup masyarakatnya. Di tepi Sungai Banjaran yang terus mengalir, denyut kehidupan ekonomi terus berdetak melalui sawah-sawah yang menghijau dan UMKM yang tak kenal lelah.
Tantangan ke depan bagi Desa Kramat adalah bagaimana mengelola wilayahnya yang padat penduduk secara berkelanjutan, memitigasi risiko bencana yang mungkin timbul dari sungai, serta mengangkat potensi ekonomi lokal agar lebih berdaya saing. Dengan berpegang pada akar sejarah yang kuat sambil terus adaptif terhadap perubahan zaman, Desa Kramat memiliki modal sosial dan spiritual yang kokoh untuk terus mengalir menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.